Pages

Saturday, January 28, 2012

LAPANGAN FILSAFAT

Meskipun demikian sifat pembicaraan filsafat itu, namun pengertian filsafat itu, namun pengertian filsafat telah mengalami perubahan sepanjang masanya. Sukar terdapat ada dua orang penulis yang sepakat pendapatnya, tentang definisi dan lapangan filsafat, dan memang kata-kata filsafat mempunyai bermacam-macam arti menurut perbedaan negeri dan orag yang memakainya.

Pada masa dahulu, tidak ada satu pengetahuan pun yang terlepas dari lingkungan filsafat, yang pada waktu itu diartikan sebagai rangkaian kecodongan manusia .
Al-Kindi Dikalangan kau Muslimin orang yang pertama-tama memberikan pengertian filsafat dan lapangannya ialah al-Kindi. Ia membagi filsafat kepada tiga bagian, yaitu (1)Thibiyyat(ilmu fisika), sebagai tingkatan yang paling bawah;(2)al-ilm-ur-riyadli(matematika),sebagai tingkatan tengah-tengah;dan (3)ilm-ur-Rububiyyah(ilmu ketuhanan), sebagai tingkatan yang palig tinggi. Alsan pembagian tersbut ialah karena ilmu adakalanya berhubungan dengan sesuatu yang dapat diindra, yaitu sesuatu yag ber-benda yaitu fisika;atau adakalanya berhubungan dengan benda tetapi mempunyai wujud sendiri, yaitu matematika, yang terdiri dari ilmu hitung, teknik, astronomi dan musik; atau tidak berhubungan dengan benda tetapi mempunyai wujud sendiri, yaitu matematika yag terdiri dari ilmu hitun, teknik, astronomi dan musik;atau tidak berhubungan dengan benda sama sekali, yaitu ketuhanan.
Al-Farabi Bagi Al-Farabi, tujuan filsafat dan agama sama yaitu mengetahui semua wujud. Hanya saja filsafat memakai dalil-dalil yang yakini dan ditujukan kepada golongan tertentu,sedang agama memakai cara iqna'i(pemuasan perasaan)dan kiasan-kiasan serta gambaran dan ditujukan kepada semua orang,bangsa dan negara.
Mengenai pengertian filsafat, ia mengatakan bahwa filsafat ialah mengetahui semua yang wujud karena ia wujud (al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah).
Tentag lapangannya, Beliau membaginya kepada dua bagian. (1)Al-Falsafah an-nadhariyyah (filsafat teori), yaitu mengetahui sesuatu yang ada, dimana seseorang tidak perlu mewujudkannya dalam perbuatan. Bagian ini meliputi ilm-at-ta-alim (Matematika),al-ilm-ut thabi'i(ilmu fisika)dan ilm ma ba'da at-thabi'iyyat(metafisika). Masing-masing dari ilmu tersebut mempunyai bagian-bagian yang hanya perlu diketahui saja.
(2)Al-falsafah al-amaliyyah(filsafat amalan), yaitu mengetahui sesuatu yang seharusya diwujudkan dalam perbuatan dan yang menimbulkan kekuatan untuk mengerjakan bagian-bagian yang baik yang seharusnya dikerjakan oleh tiap-tiap orang, yaitu yang dinamakan ilmu akhlak (etika) adakalanya berhubungan dengan perbuatan-perbuatan baik yang seharusnya dikerjakan oleh penduduk negeri, yaitu yang disebut al-falsafah al-madaniyyah (filsafat politik)

Tujuan terpenting dalam mempelajari filsafat menurut al-Farabi ialah mengetahui Tuhan, Bahwa ia Esa dan tidak bergerak, bahwa ia menjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada, bahwa ia yang mengatur alam ini dengan kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya.
Mengenal ilmu mantk maka al-farabi menganggapnya sebagai alat filsafat dan tidak merupakan salah satu bagiannya.Ia mengatakan bahwa filsafat hanya bisa tercapai dengan kepandaian yakni antara benar dan salah, dan kepandaian ini hanya bisa tercapai dengan kekuatan pikiran dalam kebenaran.

No comments:

Post a Comment