Pages

Saturday, January 28, 2012

PENGERTIAN DAN LAPANGAN FILSAFAT

Kata-kata filsafat diucapkan "falsafah"dalam bahasa arab, dan berasal dari bahasa Yunani philosophia yang berarti "cinta kepada pengetahuan"dan terdiri dari dua kata, yaitu philos yang berarti cinta (loving) dan sophia yang berarti pengetahuan (wisdom,hikmah). Orang yang cinta kepada pengetahuan disebut "philosophos"atau "filasuf" dalam ucapan arabnya. Pecinta pengetahuan ialah orang yang menjadikan pengetahuan sebagai usaha dan tujuan hidupnya, atau dengan perkataan lain, orang yang mengabdikan dirinya keada pengetahuan.

Menurut Cicero, penulis Romawi (106-43 SM),orang yang pertama-tam memakai kata-kata filsafat ialah phytagoras(497 SM), sebagai reaksi terhadap orang-orang cendikiawan pada masanya yang menamakan dirinya "ahli pengetahuan". Phytagoras mengatakan bahwa pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia. Tiap-tiap orang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai tepinya, jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian dariya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita ini bukan ahli pengetahuan, melainkan pencari dan pecinta pengetahuan, yaitu filosop.
Akan tetapi sejarah pemakaian kata-kat tersebut sudah tidak benar lagi artinya, karena dengan berlaluya masa pada bahasa Arab, "cinta pengetahuan"menjadi "ahli pengetahuan" atau "hakim". Asal makna kata-kata "Hikmah" ialah "tali kendali"untuk kuda untuk mengekang kenakalannya. Dari sini , maka diambillah kata-kata "hikmah" dalam arti "pengetahuan"atau "kebijaksanaan", karena hikmah ini menghalang-halangi orang yang mempunyainya dari perbuatan-perbuatan yang rendah.
Syekh Mustafa Abdurraziq,setelah meneliti pemakaian kata-kata "filsafat" dikalangan muslimin, maka ia berkesimpulan bahwa kata-kata "Hikmah dan Hakim" dalam bahasa Arab dipakai dalam arti "Filsafat dan Filosof" dan sebaliknya Mereka mengatakan huka-ul Islam atau Falasifatul-islam.
Hikmah adalah perkara tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia dengan melalui alat-alatnya yang tertentu yaitu akal dan metode-metode berpikirnya. Allah Berfirman yang artinya :
"Tuhan memberikan hikmat kepada orang yang di Kehendaki-Nya, dan siapa yang diberi hikmat, maka ia telah diberi kebaikan yang banyak sekali"(Q.S Al-Baqarah/2:269).
Datangnya hikmah bukan dari penglihatan saja tetapi juga dari penglihatan dan hati, atau dengan kata lain, dengan mata hati dan pikiran yang tertuju kepada alam yang ada di sekeliling kita banyak orang yang melihat, tetapi tidak memperhatikan.
S.E Forst dalam bukunya , Basic Teaching of the Great Philosophers, mengatakan bahwa :
"...Tiap orang, baik ia pencangkul ladang atau bankir, juru surat atau seorang kepala rakyat biasa atau penguasa adalah filosof dalam arti yang sebenarnya. Sebagai makhluk yang mempunyai otak dan susunan syaraf yang lebih maju, maka ia mesti berpikir ini merupakan salah satu jalan ke arah filsafat"
Perbedaan antara filsafat kita dengan orang-orang yang tercantum namanya dalam buku-buku filsafat, ialah bahwa filsafat lebih banyak memakai pengalaman-pengalaman dalam menjalin pola-polanya yang memuaskan mereka dan mereka lebih berhati-hati serta lebih sempurna dalam menyesuaikan pengalamannya dengan pola tersebut.

No comments:

Post a Comment